Tips Mengelola Pesangon

 

Pesangon perlu dikelola secara bijak. Berikut ini ada beberapa tips untuk mengelola pesangon Anda:

1. Kendalikan Pengeluaran
Jika selama ini Anda tidak terlalu memperhatikan jumlah pengeluaran bulanan, mulailah fokus pada pengeluaran rutin dan sebisa mungkin kurangi pengeluaran yang tidak penting arau tidak mendesak. Tujuannya adalah agar pesangon cukup waktu untuk menata kembali keadaan keuangan Anda.

2. Perkuat Dana Darurat
Kalau selama ini dana darurat hanya digunakan sebagai dana cadangan, maka jika Anda terkena PHK atau pemutusan hubungan kerja, dana darurat beralih fungsi sebagai pengganti penghasilan rutin. Hitung pengeluaran Anda dalam sebulan dan sisihkan minimal enam kalinya ke dalam rekening terpisah. Misalnya, jika pengeluaran rumah tangga per bulan ialah Rp 6 juta, sedikan minimal 36 juta sebagai dana darurat.

3. Lunasi Hutang
Periksa seluruh utang Anda dan pilah sesuai kategori produktif seperti kredit rumah, apartemen, atau mobil dan nonproduktif seperti kartu kredit atau kresit tanpa agunan. Lunasi semua utang nonroduktif Anda segera agar bunganya tidak membebani jatah peangon Anda. Untuk utang nonproduktif, pastikan Anda memiliki dana untuk membayar cicilan dan masukkan dana tersebut ke dana darurat Anda.

4. Fasilitas Kesehatan
Jika selama ini Anda bergantung pada fasilitas kesehatan yang diberikan oleh perusahaan, pastikan Anda memiliki penggantinya. Anda bisa memilih menggunakan fasilitas kesehatan yang diberikan pemerintah melalui BPJS atau menggunakan asuransi swasta.

5. Tujuan Jangka Pendek
Buat daftar semua tanggungan finansial yang harus Anda penuhi dalam waktu kurang dari dua tahun. Segera sisihkan dana untuk tujuan ini, terutama untuk tujuan finansial yang tidak mungkin Anda tunda, misalnya biaya masuk sekolah anak. Tidak disarankan untuk menginvestasikan dana untuk tujuan ini ke dalam produk-produk berisiko karena jangka waktu yang cukup singkat.

6. Berbisnis
Banyak orang memutuskan untuk berbisnis setelah mengalami PHK, terutama mereka yang tidak berencana untuk kembali bekerja menjadi karyawan atau sudah mendekati usia pensiun. Walaupun sepertinya ini adalah pilihan yang logis, jangan lupa bahwa bisnis memiliki risiko yang tinggi karena tidak ada jaminan keberhasilan.


Penulis: Yasmeen Danu, CFP
Perencana Keuangan Independen
PT Quantum Magna
Sumber: Majalah Mutiara Biru edisi 56 Desember 2014

Sumber Gambar: http://solidaritas.net/wp-content/uploads/2014/10/pesangon.jpg

Comments

Popular Posts